BUNGA ANGGREK

Posted on 23.44

Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging" (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab.

CIRI-CIRI

Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging": tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.

Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.

Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah") batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar" (simpodial), tergantung genusnya.

Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.

Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.

Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembanganny HINGGA KEMASAKAN.

Pemanfaatan

Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan Thailand.

Anggrek sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Bangsa Yunani menggunakan anggrek sebagai simbol kejantanan, sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa anggrek sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar Tiongkok.

Pada pertengahan zaman, anggrek mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramu-ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika anggrek muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.

Vanili (Vanilla planifolia) juga merupakan anggota suku anggrek-anggrekan. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya. Untuk menghasilkan buah, vanili harus "dikawinkan" oleh manusia, karena serangga penyerbuknya tidak mampu hidup di luar daerah asalnya, meskipun sekarang usaha-usaha ke arah pemanfaatan serangga mulai dilakukan.

Diambil dari Wikipedia.



BUNGA MATAHARI

Posted on 21.06

Bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman penghasil minyak. Bunga tumbuhan ini sangat khas: besar, biasanya berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai 30cm). Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga matahari juga memiliki perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap ke arah matahari atau heliotropisme. Orang Perancis menyebutnya tournesol atau "pengelana matahari". Namun demikian, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil.

Bunga matahari merupakan bunga nasional RRC dan bunga resmi negara bagian Kansas, Amerika Serikat.

Tumbuhan terna semusim yang berasal dari Amerika Tropik bagian utara (Meksiko), tinggi 3m sampai 5m tergantung varietasnya. Daun tunggal lebar. Batang biasanya ditumbuhi rambut kasar, tegak, jarang bercabang.

Bunga tersusun majemuk. Terdapat dua tipe bunga: bunga tepi atau bunga lidah yang membawa satu kelopak besar berwarna kuning cerah dan steril, dan bunga tabung yang fertil dan menghasilkan biji. Bunga tabung ini jumlahnya bisa mencapai 2000 kuntum dalam satu tandan bunga. Penyerbukan terbuka (silang) dan dibantu oleh serangga. Pada hari yang cerah, tandan bunga majemuk mengikuti pergerakan harian matahari (asal nama tumbuhan ini), yang gejalanya disebut heliotropisme. Tumbuhan mendapat keuntungan 10% lebih fotosintesis karena pergerakan ini.

Bijinya bertipe "achane". Pada tipe ini, buah dan biji tidak dapat dengan mudah dibedakan.

Ada empat kelompok budidaya bagi bunga matahari yang dibedakan berdasarkan kegunaannya. Kultivar yang dirakit biasanya diarahkan pada salah satu kegunaan tertentu saja.

  • Kelompok penghasil minyak, dimanfaatkan minyak bijinya. Biji kelompok ini memiliki cangkang biji yang tipis. Kandungan minyaknya berkisar 48% hingga 52%. Untuk menghasilkan satu liter minyak diperlukan biji dari kira-kira 60 tandan bunga majemuk.
  • Kelompok tanaman hias, yang memiliki warna kelopak yang bervariasi dan memiliki banyak cabang berbunga,

Sejarah

Tumbuhan ini telah dibudidayakan oleh orang-orang Indian Amerika Utara sejak ribuan tahun lalu. Selanjutnya tersebar ke Amerika Selatan dan menjadi salah satu sumber pangan bagi warga Inka. Setelah penaklukan oleh orang Eropa, bunga matahari diperkenalkan ke Eropa dan berbagai penjuru dunia lainnya pada abad ke-16. Semenjak abad ke-17 bijinya digunakan dalam campuran roti atau diolah sebagai pengganti kopi serta cokelat. Penggunaannya sebagai sumber minyak mulai dirintis pada abad ke 19.

Budidaya

Bunga Matahari di ladang.

Bunga matahari menyukai tanah yang subur dan hangat. Tumbuhan ini menyukai suasana yang cerah. Mengingat asalnya, tumbuhan ini cocok tumbuh pada tempat dengan iklim subtropik. Di daerah tropika hasilnya tinggi jika ditanam pada dataran tinggi. Di daerah beriklim sedang seperti Eropa tumbuhan ini hanya bisa ditanam pada musim semi hingga musim gugur dan harus dihindari terkena frost.

Kerapatan tanam biasanya 60000 hingga 70000 tanaman per ha.

Minyak bunga matahari

Seperti telah disinggung pada bagian kelompok budidaya, pemanfaatan bunga matahari terutama adalah sebagai sumber minyak, baik pangan maupun industri. Sebagai bahan pangan, minyak bunga matahari cocok dipakai untuk menggoreng, mengentalkan, serta campuran salad. Minyak bunga matahari kaya akan asam linoleat (C18:2), suatu asam lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan manusia. Kepentingan teknik menginginkan minyak dengan kadar asam oleat yang lebih tinggi dan terdapat pula kultivar bunga matahari yang menghasilkan minyak dengan kualitas demikian (mengandung 80% hingga 90% asam oleat, sementara kultivar untuk pangan memiliki hanya 25% asam olea.

Diambil dari wikipedia ensiklopedia bebas.




BUNGA FLAMBOYAN

Posted on 20.52
Senja itu
Flamboyan berguguran
Seorang dara memandang
Terpukau …
Satu-satu
Daunnya berjatuhan
Berserakan di pangkuan bumi
Bunga flamboyan itu diraihnya
ahnya terlihat sayu
Flamboyan berguguran
Berjatuhan, berserakan
Sejak itu sang dara berharapkan
Esok lusa kan bersemi kembali
(“Bunga Flamboyan”, Bimbo)

MASA berbunganya memang tergolong jarang, sekali dalam setahun. Persisnya terjadi pada masa pancaroba, pera-lihan dari musim kemarau ke musim hujan. Saat itulah, bu-nganya bermekaran. Namun, karena tampilannya yang luar biasa menawan, orang selalu menanti dan merindukan kehadiran bunganya. Apalagi, setiap kali bunga bermekaran, akan tercipta suasana romantis, saat yang tepat untuk rendezvous. Itulah flamboyan, pohon legendaris yang oleh kalangan pencinta tanaman hias dikenal sebagai “tanaman terindah di dunia”.

Terdapat banyak julukan yang diberikan orang sebagai bentuk kecintaan dan kekaguman terhadap bunga yang bernama Latin Delonix regia itu. Orang Indonesia menyebutnya flamboyan, yang diadaptasi dari kata flamboyant (bahasa Prancis) yang bermakna “cemerlang”. Kalangan ilmiah menyebutnya Royal Poinciana. Orang India menyebutnya dengan gulmohar. Julukan lainnya adalah “flame of the forest”, “flame tree”, atau bersama-sama dengan mawar dijuluki juga sebagai “queen of the flame”.

Di luar julukannya itu sendiri, istilah flamboyan juga menjadi sebutan untuk orang atau situasi tertentu. Ada istilah “flamboyant personality” untuk menyebut pribadi yang cemerlang. Ada juga “flamboyant colors” untuk menggambarkan warna yang semarak dan penuh bunga. Atau “flambo-yant speech” untuk menyebutkan situasi pidato atau pembicaraan seseorang yang penuh dengan bunga bahasa.

Penuh warna

Flamboyan adalah tanaman hias berbentuk pohon dengan perilaku unik dan penuh warna. Tingginya bervariasi dengan paling tinggi mencapai 12 meter. Ia menyukai tempat terbuka dan cukup sinar matahari. Batangnya licin, berwarna cokelat kelabu dengan teras sangat keras, berat, dan tahan air atau serangga. Akarnya cukup kuat sehingga jika ditanam di trotoar bisa mengangkat permukaan trotoar atau jalan. Bentuk pohonnya yang bercabang banyak dan melebar seolah membentuk payung raksasa. Dengan bentuk daun majemuk dan rapat, menciptakan kerimbunan yang khas dan memberikan kerindangan, serta kenyamanan bagi siapa pun yang berteduh di bawahnya.

Daun-daunnya akan terus menghijau sepanjang musim hujan hingga awal musim kemarau. Barulah ketika memasuki pertengahan kemarau, daun-daun flamboyan berguguran. Bahkan beberapa batang dan rantingnya me-ngering, meranggas, lalu patah. Saat itu, flamboyan tampak seperti pohon yang kurus dan gundul. Tampaknya, inilah cara alami flamboyan beradaptasi dengan perubah-an lingkungannya.

Namun, begitu air mulai tercurahkan dari langit dan musim hujan tiba, flamboyan yang tampak kering dan meranggas itu bergairah. Mereka pun seolah menebar “senyum” lewat kemunculan bunga-bunga berwarna jingga dan merah. Ya, ketika musim hujan tiba, bunga flamboyan bermekaran serentak. Periode inilah yang banyak ditunggu pencinta bunga, yang selama hampir setahun dengan sabar menanti kemunculan kembali sang pohon cemerlang itu menampakkan bunganya.

Bunga flamboyan berukuran cukup besar, berbentuk seperti anggrek dan mekar dalam sebuah kumpulan yang padat dan rapat. Warnanya antara merah jingga hingga merah tua (scarlet). Dalam satu kumpulan terdapat lima helai mahkota bunga yang menyebar, di mana salah satunya tampak berbeda dari empat mahkota lainnya. Inilah yang disebut dengan “standar” di mana ukurannya tampak lebih panjang dan ditandai oleh bintik-bintik putih atau kuning pada sisi bagian dalam. Rata-rata panjang tiap helai mahkota bunga 8 cm.

Keindahan bunga flamboyan akan tampak jika bunga itu masih di pohon dalam bentuk “gerombolan”. Jika dilihat satu per satu, bunganya tampak kurang menarik. Namun, untuk bisa menyaksikan kecerlangan bunga flamboyan memang harus pandai mencari waktu yang tepat. Bunga flamboyan biasanya terlihat paling cemerlang pada minggu pertama kemunculannya. Pada saat langit cerah dan matahari bersinar terang, warna merah jingga menyala memendarkan cahaya berkilauan. Birunya langit yang menghampar luas, seolah menjadi latar belakang yang menciptakan kontras dari sebuah lukisan alam dengan warna merah bunga flam-boyan sebagai objeknya. Saat itulah, kita akan menyaksikan panorama alam yang luar biasa menakjubkan, sebuah gambar hasil ciptaan Tuhan yang tak mungkin bisa ditandingi siapa pun.

Sayangnya, periode penuh keindahan itu hanya sebentar. Begitu memasuki minggu berikutnya, kecerlangan bunga flamboyan mulai luntur. Kita hanya akan menyaksikan warna pastel yang lebih lembut dan merah tua yang sudah redup. Penampakan bunganya mulai membosankan. Apalagi kemudian, satu per satu bu-nganya berguguran, berjatuhan, dan berserakan di atas rerumputan atau aspal jalan. Meski demikian, musim bunga flamboyan yang berlangsung antara bulan Oktober hingga Desember itu tetap menghadirkan suasana romantis. Bagi sebagian masyarakat kita—entah berhubungan langsung atau tidak—periode tersebut sering pula disebut musim kawin atau bercinta.

Seiring berjalannya musim hujan dan rontoknya bunga, flamboyan pun berganti warna penampilan, dari merah ke hijau. Inilah periode kemun-culan daun-daunnya yang secara perlahan mengalami evolusi dari warna hijau muda menjadi hijau tua cerah. Daunnya tergolong daun majemuk, berbentuk seperti pakis, ringan, dan lembut. Daunnya terbagi dalam dua tangkai (pinnate), tangkai utama (pinnae) dan tankai skunder (pinnules). Panjang daun mencapai 30-50 cm. Dalam satu daun terdapat 20-40 pasang pinnae dan 10-20 pasang pinnules.

Setelah bunga rontok, putiknya berubah menjadi buah yang berbentuk seperti pedang (polong). Saat masih muda, warna buahnya hijau muda cerah, namun saat ke-ring dan tua, akan berubah menjadi cokelat dan hitam. Panjang buah bisa mencapai 60 cm dan lebar 5 cm. Meski buahnya berbentuk polong besar, bijinya tergolong kecil dengan berat tiap biji rata-rata 0,4 gram. Bijinya bisa ditanam untuk menghasilkan tanaman baru, namun biasanya budi daya flamboyan dilakukan dengan cara stek batang atau cangkok karena alasan kepraktisan.

Belum populer

Di sejumlah negara, flambo-yan sudah menjadi komoditas penting sebagai tanaman hias yang diperdagangkan. Di Indonesia sebenarnya tanam-an ini juga sudah cukup banyak dikenal dan dibudidayakan di berbagai tempat. Namun, umumnya masyarakat kita menanam flamboyan lebih karena alasan fungsinya sebagai peneduh yang cepat tumbuh. Di beberapa kompleks perumahan atau trotoar jalan, pohon flamboyan mudah dijumpai. Sedangkan menjadikan flamboyan sebagai tanaman hias demi terciptanya keindahan, harus diakui masih sangat kurang.

Karena lebih ke alasan fungsional sebagai peneduh, tanaman flamboyan sering ditanam cul leos, alias setelah tumbuh, ya sudah, dibiarkan hidup sendiri, tanpa mendapat pera-watan atau pemeliharaan sebagaimana layaknya dilakukan terhadap tanaman hias. Tak jarang, tanaman pun bisa tumbuh menjulang tinggi dan tak terawat. Padahal, de-ngan perlakuan yang tepat melalui pemangkasan yang teratur, kita bisa menghasilkan bentuk tanaman yang tidak terlalu tinggi. Atau sistem penanaman yang berjejer teratur. Sehingga saat musim bunga tiba, kita bisa menyaksikan keindahannya lebih leluasa. Sambil menikmati kemun-culan bunganya, kita juga akan tahu bunga itu sebagai pertanda, musim hujan sudah tiba.

Saat ini, masa berbunga flamboyan memang sudah lewat. Jika pun masih ada, hanya satu dua bunga yang tumbuh di antara hijaunya daun-daunnya yang rimbun. Keindahannya sudah jauh berkurang. Jika ingin menyaksikan kecerlangan bunga flamboyan, kita harus menunggu hingga Oktober tahun depan. Ya, seperti sang dara dalam syair lagu Bimbo, semoga saja esok lusa, Oktober nanti, bunga flamboyan akan bersemi kembali, dan kita bisa menyaksikan keindahannya yang memukau.

Dicuplik dari situs google.com


BUNGA KAMBOJA

Posted on 00.27

Citra bunga Plumeria alba semakin semerbak saja. Tanaman yang d Indonesia dikenal dengan nama kamboja dan lebih dikenal tumbuh di areal pemakaman itu, kini mulai menyemarakkan halaman rumah dan taman-taman kota. Kamboja kini telah berubah menjadi tanaman hias yang menawan nan indah. Tak heran, bila harganya pun kini mulai melangit. Di pasar bunga, bibit kamboja yang baru berusia dua bulan dihargai sekitar Rp 200-an ribu.

Keindahan serta keanggunan warna bunganya yang variatif membuat tanaman kamboja semakin dipuja. Citra bunga kamboja semakin melambung sejak para pakar tanaman terus mengembangkan variasinya lewat aneka kawin silang. Pohon kamboja berevolusi dari warna awalnya yang putih dan merah muda menjadi warna oranye, merah marun, kuning, serta aneka warna lainnya. Semakin cantik dan indah bunganya, harganya pun terus menggila hingga mencapai jutaan rupiah.

Plumeria Sp ini merupakan spesies tumbuhan yang awalnya tumbuh di Amerika tropik dan Afrika. Sebagai tanaman hias, varitas kamboja kini hampir mencapai 50 jenis. Ciri khas tanaman ini memili batang yang berkayu keras tinggi. Selain itu, tanaman ini juga memiliki cabang yang banyak. Tingginya bisa mencapai lebih enam meter.

Batang utama besar, cabang muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan bergetah. Daun tanaman kamboja berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan kedua ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun yang menonjol, sering rontok terutama saat berbunga lebat. Sedangkan, bunga -- yang menjadi daya tarik kamboja-- berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai.

Daun bunga umumnya berjumlah lima buah. Tanaman hias yang tengah naik daun ini, biasa berbunga sepanjang tahun. Kamboja biasanya tumbuh subur di dataran rendah hingga ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut. Namun, beberapa daerah di Tanah Air memiliki sebutan tersendiri untuk bunga yang satu ini. Orang Jawa menyebutnya Semboja. Orang Bali mengenalnya dengan bunga Jebun. Samoja atau Kamoja biasa diucapkan orang Sunda untuk menyebut tanaman ini. Orang Gorontalo memberinya nama bunga Lomilate. Masyarakat di Pulau Madura mengenalnya sebagai Campaka molja atau Bakul.

Kamboja memang tergolong tanaman yang khas. Konon, usia tanaman hias ini bisa mencapai ratusan tahun seperti kaktus raksasa. Tanaman kamboja tahan lama, karena memang tergolong tanaman suculent yang dapat menyimpan air pada seluruh bagian mulai dari akar, batang, daun, bunga, sampai buah. Tak heran, bila banyak orang yang mengenal tanaman ini sangat tahan banting.

Daun bunga umumnya berjumlah lima buah. Tanaman hias yang tengah naik daun ini, biasa berbunga sepanjang tahun. Kamboja biasanya tumbuh subur di dataran rendah hingga ketinggian tanah 700 meter di atas permukaan laut. Namun, beberapa daerah di Tanah Air memiliki sebutan tersendiri untuk bunga yang satu ini. Orang Jawa menyebutnya Semboja. Orang Bali mengenalnya dengan bunga Jebun. Samoja atau Kamoja biasa diucapkan orang Sunda untuk menyebut tanaman ini. Orang Gorontalo memberinya nama bunga Lomilate. Masyarakat di Pulau Madura mengenalnya sebagai Campaka molja atau Bakul.

Kamboja memang tergolong tanaman yang khas. Konon, usia tanaman hias ini bisa mencapai ratusan tahun seperti kaktus raksasa. Tanaman kamboja tahan lama, karena memang tergolong tanaman suculent yang dapat menyimpan air pada seluruh bagian mulai dari akar, batang, daun, bunga, sampai buah. Tak heran, bila banyak orang yang mengenal tanaman ini sangat tahan banting.



AYAM GORENG SAUS TIRAM

Posted on 00.16
Bahan:
8 ptg sayap ayam, potong ujungnya
100 gr bawang bombay, dipotong kasar
4 sng bawang putih, geprek, cincang halus
2 cm jahe, geprek, cincang halus
1 btg daun bawang, potong kasar
1 sdm saus tiram
1 sdm kecap asin
3 sdm kecap manis
3 sdm mentega
air jeruk limo secukupnya
Bumbu:
- 5 siung bwg putih
- 2 ruas jahe, memarkan
- 1 btg daun bawang, potong miring
- 6 sdm kecap asin
- 1/2 sdt ketumbar
- 1/4 sdt garam
- 3 sdm saos tiram


Cara Pembuatan:
- didihkan air bersama bwg putih, jahe, ketumbar, daun bawang, kecap asin & garam hingga keluar aromanya
- masukkan ayam & rebus dg api kecil hingga ayam empuk & bumbunya meresap. Angkat & tiriskan
- Campur ayam dg saus tiram, aduk rata
- Panaskan minyak, goreng ayam hingga agak kering & berwarna kecoklatan
- Angkat & sajikan

Source: koleksi menu saori

PUDING COKLAT DOUBLE CREAM

Posted on 23.59


Bahan puding
2 bungkus agar-agar putih
250 gram coklat blok, serut, tim sampai leleh
250 gram gula pasir
1 lt susu murni
500 cc double cream (bisa juga pakai Creamer cap kembang)
25 gram coklat bubuk, encerkan dengan sedikit air panas
Vanili secukupnya

Bahan saus:
800 cc susu murni
100 gram gula pasir
1 buah kuning telur
Vanili secukupnya

Cara membuat Puding
- Campur semua bahan menjadi satu (kecuali double cream)
- Didihkan diatas api sedang sambil diaduk terus, sampai mendidih
- Setelah mendidih, tuangkan double cream sambil adonan diaduk terus, aduk sampai rata, angakat dari api.
- inginkan sebentar, jangan sampai beku, sampai uap hilang.
-Tuangkan dalam cetakan puding besar, atau yang kecil-kecil, dinginkan.

Cara membuat saus :
- Kocok lepas merah telur
- Campur susu, gula dan vanili, didihkan dengan api sedang sambil diaduk
- setelah mendidih, tuangkan dua sendok sayur susu ke dalam kocokan telur, campur rata, masukan adonan telur ke dalam susu yang mendidih, aduk-aduk sebentar diatas api.
- angkat dari atas api, aduk terus Vla, sampai agak dingin, supaya Vla jangan pecah.

Catatan : jangan mendidihkan adonan dengan api besar, Vla atau puding
bisa pecah,

Eheeeeeem…… enak kan????

PUISIKU

Posted on 02.04

Cinta Tak Bertepi

Karya: Atchika

Saat ku di dalam mimpi

Ku seakan dekat denganmu

Selalu ku ingat bayangmu

Hatimu yang suci….

Hati yang dicintai….

Luruh dalam khyal ini

Dengan penuh bunga cinta

Tapi kini telah berubah ???

Dirimu yang dulu ….

Hilang ditelan benci

Sungguh cintaku telah mati

Terkubur dalam luka hati…

Dirimu tak berarti lagi.


Pengikut

Waterfall Calendar

One World CLoCk

Wallpaper Flash Slideshow